Manusia itu memiliki potensi-potensi kehidupan, potensi kehidupan tersebut terbagi menjadi dua macam, pertama kebutuhan jasmani kedua adalah naluri.
Contoh kebutuhan jasmani adalah makan, minum, tidur, bernafas, dan kebutuhan2 fisik lainnya yang menjadi syarat kehidupan kita. Dorongan pemenuhan kebutuhan jasmani muncul dari dalam tubuh, misal munculnya rasa lapar, munculnya rasa kantuk. Jika kebutuhan jasmani tidak dipenuhi, maka menyebabkan kematian bagi individunya.
Potensi kehidupan manusia lainnya adalah naluri, naluri saya kategorikan menjadi tiga macam. Pertama naluri mempertahankan diri, kedua naluri rasa kasih sayang, ketiga naluri ketuhanan. Pembahasan naluri agak lebih rumit dibanding kebutuhan jasmani. Berbeda dengan kebutuhan jasmani, tidak dipenuhinya kebutuhan naluri tidak menyebabkan kematian, tetapi memunculkan kegelisahan. Kemudian dorongan naluri pun muncul karena adanya faktor eksternal (persepsi dari luar), misal dorongan ketertarikan terhadap lawan jenis karena adanya rangsangan berupa persepsi dari luar (seperti melihat paras yang cantik dsb).
Naluri mempertahankan diri adalah istilah untuk menggambarkan kebutuhan manusia akan rasa keamanan, manisfestasinya bisa bermacam-macam, keinginan untuk kaya (terhindar dari kemiskinan/kelaparan), keinginan untuk banyak teman (terhindar dari pengucilan), keinginan untuk melawan ketika ditindas. Naluri ini banyak berhubungan dengan istilah ego, ingin diakui dll.
Naluri rasa kasih sayang adalah istilah untuk menggambarkan adanya perasaan kasih sayang antar manusia dan mahluk hidup lainnya, manisfestasinya bisa bermacam-macam. Rasa ketertarikan antar lawan jenis, hasrat seksual, rasa kasihan terhadap orang yang teraniaya, rasa cinta terhadap ibu dan saudara, dan perasaan2 lainnya yang sejenis.
Naluri ketuhanan adalah suatu dorongan manusia akan kelemahan dirinya, manisfestasinya juga bermacam-macam, misal dengan beragama. Pemujaan terhadap harta, jabatan dan bentuk2 lainnya (intensinya bukan untuk diakui seperti naluri mempertahankan diri, tetapi merasa bahwa harta, jabatan dll adalah kekuatan yang memberinya arti kehidupan).
Nah setiap manusia itu memiliki potensi yang sama, memiliki kebutuhan jasmani dan naluri. Setiap manusia beraktifitas/beraksi sesuai dengan dorongan2 potensinya tersebut. Tetapi mengapa tercipta kepribadian2 yang berbeda? ….dan pembedanya adalah apa yang dipahami setiap manusia tentang nilai2 perbuatanlah yang membedakannya. Jadi setiap karakter yang berbeda dikarenakan apa yang dipahaminya(dalam kepalanya) berbeda dengan satu sama lainnya.
Kita ambil contoh kasus A dan B, keduanya ingin diakui dilingkungannya (dorongan aktifitas). Si A mencapainya dengan cara rajin membantu orang, karena yang dipahami A, membantu adalah suatu kebaikan walaupun lelah si A yakin bahwa perbuatannya akan dicatat sebagai sebuah kebaikan oleh malaikat. Sedangkan si B melakukannya dengan melakukan kejahatan (misal hacker), karena si B memahami bahwa dengan menjadi hacker orang tau bahwa dia itu hebat, si B tidak memahami bahwa perbuatannya itu merupakan sebuah dosa, atau si B tidak memahami bahwa dosa berkonsekuensi pembalasan api neraka.
Kasus kedua, misal A dan B yang keduanya terdorong akan hasrat seksual (naluri kasih sayang). Si A menyalurkan naluri itu melalui pernikahan yang sah karena pemahaman si A yang menganggap bahwa dengan menikahlah hasrat seksual tersebut dapat disalurkan melalui jalan yang sesuai agama. Si B menyalurkan naluri itu melalui seks bebas, karena dia tidak memahami konsekuensi perbuatannya dilihat dari sudut pandang agama.
Kasus2 diatas saya ambil kasus2 ekstrim, tetapi hal ini juga sama analoginya dengan sikap2 yang sepele..misal bergosip, menghina, cuek, malas dll. Kepribadian merupakan cerminan dari apa yang dipahami didalam benak setiap orang…(Ini pembahasan generiknya dulu). Tapi ada juga yang disebut kepribadian yang kacau…maksudnya? Jadi ada juga misal nih seseorang memiliki pemahaman mengenai mana perbuatan yang benar dan yang salah, tetapi aktifitasnya bertentangan dengan pemahamannya, hal ini karena orang tersebut lebih cenderung mengedepankan dorongan jasmani atau nalurinya (hawa nafsu) dan mengabaikan aturan2 yang telah dia pahami.
To the point,,sebenarnya tiap-tiap manusia diberikan potensi yang sama. Hanya yang membedakan adalah pola pikir dan sudut pandangnya, sehingga mempengaruhi perbuatannya. Nah, jika manusia memiliki potensi yang sama,masa kalah sama einstein... Einstein yang IQnya rendah aja bisa jadi terkenal dengan hasil-hasil penemuannya, kenapa kita tidak? Apalagi kita udah punya idealisme, yakni islam...
Jangan salah,,,meski saat ini muslim kelihatannya selalu terinjak dan terbelakang,,tapi dulu islam pernah bangkit,bro, sist! Bukankah penemu algoritma, aljabar, ilmu-ilmu medis, dll adalah ilmuwan2 islam, yang kemudian dimanipulasi sedemikian rupa hingga seakan penemunya adalah orang-orang barat?!
Bangun bro!
Gali potensi-potensi dalam dirimu, dan pergunakan sesuai aturan islam agar tetap menebar berkah...
STUGGLE NEVER ENDING!!!
Read More…